Background

"Cerita Hikayat Jaka Tarub "





Suatu hari, tinggal seorang Ibu dan anak di suatu desa. Ayahnya telah meninggal dunia sejak lama. Seorang Ibu yang bernama Mbok Randha ini memiliki anak yang gagah, giat bekerja, tekun, serta tampan. Ia bernama Jaka Tarub.

Lama-kelamaan Jaka Tarub tumbuh beranjak dewasa hingga sang Ibu menyuruhnya untuk segera mencari pendamping hidup dan menikah. Namun, si Jaka Tarub mengelak tidak ingin menikah terlebeih dahulu.

Tiba-tiba pada suatu hari Mbok Randha jatuh sakit hingga meninggal dunia. Jaka Tarub pun menyesal karena tidak bisa menuruti keinginan sang Ibu hingga ditinggalkan Ibunya untuk selamanya.

Semenjak kematian Ibunya, semua pekerjaan yang dilakukan Jaka Tarub pun menjadi terbengkalai. “Sia-sia aku bekerja. Untuk siapa hasilnya?” demikian gumam Jaka Tarub.
Ketika malam tiba, Jaka Tarub bermimpi bahwa ia telah memakan daging rusa. Keesokan harinya, ia pergi ke hutan untuk mencari rusa. Namun, tak ditemukan ada binatang satu pun.
Hingga akhirnya sang pemuda ini melewati sebuah telaga. Disana ada 7 bidadari sedang mandi serta bermain air. Jaka Tarub pun terpikat akan kecantikan para bidadari. Diambilnya selendang milik salah satu bidadari. Seusainya bermain air para bidadari pun berdandan serta mengenakan selendang masing-masing. Bidadari lain kembali ke kahyangan tapi tidak dengan satu bidadari yang kehilangan dan mencoba menemukan selendangnya.
Jaka Tarub pun menanyakan pada bidadari yang bernama Nawang Wulan akan apa yang terjadi dan berusaha menolongnya. Seiring berjalan waktu mereka selalu bersama hingga menikah sampai mereka memiliki anak.
Saat menikah Nawang Wulan pun melakukan rahasianya yaitu Ia bisa memasak menggunakan satu butir beras, dengan sebutir beras itu ia dapat menghasilkan nasi yang banyak.
Di lumbung padi milik Jaka Tarub, tiba-tiba Nawang Wulan menemukan selendangnya yang dulu telah hilang. Ia kesal kepada suaminya. Akhirnya, istrinya pun meninggalkan Jaka Tarub suaminya untuk selamanya dan memberikan anaknya yaitu Nawangsih untuk hidup bersama ayahnya. Sedangkan Nawang Wulan kembali ke kahyangan.


Categories: Share

Leave a Reply